Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jejak Bersejarah Islam di Kota Tua Barus



Inilah jejak bersejarah masuknya Agama Islam pertama kali di Bumi Nusantara yang terdapat di Kota Tua Barus Tapanuli Selatan.  Barus, sebuah kota kuno bersejarah yang berusia sangat tua dan sudah menjadi kota sebelum Masehi. Lokasi Kota Barus terdapat di pesisir barat Sumatera tepatnya sebuah Kota yang letaknya 75 kilometer (Km) dari Kota Sibolga atau 359 Km dari Kota Medan.

Kota-Tua-Barus

Kalau selama ini banyak yang meyakini bahwa Islam datang di Indonesia Bumi Nusantara dibawa oleh para pedagang Gujarat (India), maka dengan adanya jejak bersejarah di kota Barus ini sedikit banyak menjadi perbaharuan fakta bahwa Agama Islam sudah masuk lebih dahulu ke bumi Nusantara sejak jaman Nabi Muhammad masih hidup. Inilah fakta-fakta jejak bersejarah masuknya agama Islam pertama kali di Bumi Nusantara melalui kota Barus:

Jejak Bersejarah Islam di Kota Tua Barus: Dokumen Tiongkok

Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok menyebutkan bahwa menjelang seperempat tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M – hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah SAW menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah Rasulullah berdakwah secara terang-terangan kepada bangsa Arab – di sebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim dimana kawasantersebut masih berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Buddha Sriwijaya.  Perumpamaannya adalah: Perjalanan dari Sumatera sampai ke Mekkah sendiri pada abad itu (dengan mempergunakan kapal laut dan transit lebih dulu di Tanjung Comorin, India) konon memakan waktu 2,5-hampir 3 tahun. Jika tahun 625 dikurangi 2,5 tahun, maka yang didapat adalah tahun 622 M lebih enam bulan. Untuk melengkapi semua syarat mendirikan sebuah perkampungan Islam, setidaknya memerlukan waktu 5-10 tahun. Logikanya adalah para pedagang Arab dan para pendakwah Arab yang mula-mula membawa Islam masuk ke Nusantara adalah orang-orang Arab Islam generasi pertama yaitu generasi para sahabat Rasulullah SAW.

Temuan ini diperkuat oleh pernyataan Prof. Dr. HAMKA yang menyebut bahwa seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera. Ini sebabnya, HAMKA menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubah pandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islam di Tanah Air. HAMKA juga menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh para pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika (Ridyasmara, 2006).

Jejak Bersejarah Islam di Kota Tua Barus: Makam Papan Tinggi




Sebuah penanda atau jejak sejarah kedatangan agama Islam pertama kali di Bumi Nusantara salah satunya berupa komplek pemakaman di Papan Tinggi Kota Barus. Di dalam komplek pemakaman di Papan Tinggi tersebut terdapat batu nisan yang terbuat dari batu cadas dengan berat ratusan kilogram dan tertulis nama Syech Mahmud Fil Hadratul Maut yang ditahrikhkan pada tahun 34 H sampai 44 H yang berarti hidup semasa kekhalifahan Khalifaturrasyidin. Konon ceritanya komplek pemakaman bersejarah ini dipugar kembali oleh Ir. Soekarno - presiden pertama Republik Indonesia.

Jejak Bersejarah Islam di Kota Tua Barus: Makam Mahligai



Makam Mahligai yaitu sebuah jejak bersejarah agama Islam berupa komplek pemakaman di Kota Tua Barus. Diantara batu nisan di komplek Makam Mahligai terdapat batu nisan dengan nama Syeh Rukunuddin dan Syeh Usuluddin yang dibatu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi atau 48 Hijriah sehingga menguatkan adanya komunitas Muslim di daerah ini. Kuburan ini panjangnya kira-kira 7 meter dihiasi oleh beberapa batu nisan yang khas dan unik dengan bertulisan bahasa Arab.


Artikel Terkait:


Catatan:
Artikel ini dihimpun dan ditulis dari berbagai sumber, mohon diluruskan secara akademik berdasar refferensi ilmiah, bila ada kekeliruan dan terbuka untuk didiskusikan lebih lanjut

Posting Komentar untuk "Jejak Bersejarah Islam di Kota Tua Barus"